KABUPATEN BOGOR

KABUPATEN BOGOR
Sejarah Persatuan Hati (PH)

Menurut Penuturan Mendiang Bpk FX.Marto Harjono Kepada Siswa Baru

Pada awal 1920 an di Jogjakarta ada paguyuban/perkumpulan pencak yang merupakan para ahli waris dari sisa-sisa prajurit Pangeran Diponegoro dari Trah Wongso Manggolo, mereka tergabung dalam perkumpulan " Be United" tujuan dari paguyuban ini adalah nguri-uri atau melestarikan warisan budaya /seni dan nilai perjuangan Pangeran Diponegoro. Pada awalnya pencak yang diajarkan dalam perkumpulan ini adalah pencak dari keturunan prajurit Mataram sejak jaman Panembahan Senopati, pada jaman itu pencak diajarkan hanya untuk prajurit dan perwira, serta ksatria Mataram. Ketika pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda, banyak prajurit P.Diponegoro yang kocar-kacir melarikan diri dari kejaran tentara Belanda ke seluruh pelosok pulau jawa, untuk menghindari penangkapan. Sedangkan yang tersisa dan sembunyi di wilayah jogjakarta mereka membentuk suatu paguyuban secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi.
Tokoh tokoh "Be United" yang sering disebut-sebut dikalangan PH antara lain: Rm Mangku Pujono(Guru Besar), Rm Nardi, Mbah Djoyo, Pak Wignyo dll.
Pada akhirnya tahun 1927 "Be United" secara terbuka mengubah nama menjadi " Persatuan Hati" yaitu Perkumpulan Pencak "Persatuan Hati" ini dikarenakan didirikan oleh para sesepuh/pendekar sepuh di kalangan Ngayogjokarto hadiningrat, dan para sesepuh mendapat mandat dari kasultanan untuk menyebar luaskan ke masyarakat. Tujuanya adalah agar nilai-nilai keprajuritan/bela negara dapat diajarkan ke masyarakat umum.
Menurut buku lama "PH" yang masih berjudul "Be United" disebutkan para sesepuh PH belajar bersama-sama ilmu pencak di sebuah lereng "gunung sempu" . Sebuah lereng pegunungan didaerah barat daya kota jogjakarta.